Profesional dan Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan
Seorang dokter ahli bedah saraf tidak hanya dituntut tanggung jawab, profesional serta kemampuan teknis, tapi juga harus memegang kuat nilai - nilai kemanusiaan. Karena otak yang menjadi salah satu"wilayah kerjanya" tak hanya menjadi pusat kehidupan semata tapi bersemayam catatan kehidupan bagi diri pasien. Berikut wawancara dengan dr. M. Sofyanto,SpBS.
Tanggung jawab seorang dokter bedah saraf begitu besar mengapa ?
Seorang dokter ahli bedah saraf memiliki tanggung jawab sanngat besar. Sebab dibalik organ otak yang dibedah, terdapat cita - cita, hahrapan, kepribadian, memori serta banyak hal lainnya tentang diri pasien. Saya sangat memahami ini dan semua itu tidak dapat dinilai dengan apapun. Selain itu tanggung jawab itu harus dipegang kuat, mengingat pasien atau keluarganya seolah ''menitipkan nyawa'' pada diri seorang dokter untuk menyembuhkan penyakitnya. Jadi kepercayaan pasien kepada dokter itu harus dimaknai sebagai amanah.
Operasi yang anda lakukan itu kan berada di otak yang merupakan organ yang sangat vital. Bagaimana anda membuat pasien dan keluarga merasa nyaman dan aman ?
Untuk menciptakan itu saya tak sekedar melakukan pendekatan medis tapi juga pendekatan personal. Termasuk ketika menawarkan pilihan harus operasi atau tidak. Saya hanya akan mengoperasi pasien yang telah memahami dan siap untuk menjalaninya. Pemahaman ini tak saya berikan kepada pasien saja tapi juga keluarganya. Seorang pasien adalah subyek yang memiliki pemahaman yang berbeda - beda terhadap penyakitnya dan tidak semua harus dioperasi. Kalau memang tindakan itu harus dilakukan, saya terangkan secara terinci. Bahkan supaya keluarga pasien tahu apa yang kamu lakukan di meja operasi, pihak keluarga dari ruang berbeda dapat menyaksikan secara live jalannya operasi melalui layar monitor sekaligus berinteraksi dengan dokter.
Konon anda pernah menangani operasi sulit, yakni melakukan pengangkatan tumor otak yang membutuhkan waktu operai berjam - jam lamanya ?
Benar. Untuk operasi seperti ini tim bedah saraf memerlukan waktu + 12 jam bahakan pernah 18 jam nonstop.
Dengan rentang waktu operasi yang begitu panjang tentu mental maupun fisik harus prima dong ?
Yang utama adalah mental. Karena menghadapi operasi yang sulit dan rumit seperti itu psikis harus tetap terjaga dan sealu stabil. Untuk itu, tak lupa berdoa memohon petunjuk Tuhan, sebab apapun pekerjaan yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan kepada - Nya.
Lalu bagaimana dengan fisik, melihat padatnya aktivitas sehari - hari, bagaimana anda menjaga stamina ?
Fisik memang harus selalu prima juga. Untuk itu setiap hari saya selalu meluangkan waktu untuk olahraga, misalnya jogging atau treadmill pagi hari di rumah. Kalau waktu memungkinkan sesekali golf serta diving. Dan tak kalah penting saya berusaha menjalin komunikasi dengan istri dan keempat buah hati saya. Sesibuk apapun saya harus meluangkan waktu untuk bisa berkumpul dengan mereka. Karena bagaimanapun keluarga adalah yang utama.
Hal berkesan dari pasien buat anda ?
Tak ada yanng lebih membahagiakan bagi saya kecuali saat mendapat ucapan terimakasih dari pasien atau keluarga yang sembuh.
Selain itu katanya anda juga berbagi pengalaman dengan teman sejawat tentang ilmu bedah saraf ?
Benar sekali. Saya bersama tim, selalu berusaha berbagi pengalaman dengan teman sesama dokter di manapun berada. Misalnya beberapa waktu lalu mengadakan joint operation dengan teman - teman dokter di RS Oen, Solo serta dokter dari Malaysia. Kami sangat gembira sekali bisa saling berbagi pengalaman.
Omong - omong apa dunia kedokteran menjadi cita - cita anda ?
Sebenarnya cita - cita saya waktu masih remaja ingin menjadi penerbang. Tapi karena setamat SMA PPSP Malang saat itu usia masih 16 tahun jadi tidak memenuhi syarat. Akhirnya saya putar haluan mendaftar di fakultas kedokteran Universitas Airlangga. Mungkin ini sudah menjadi jalan hidup saya. Tapi setelah menyerap ilmu di kedokteran ternyata sangat menyenangkan dan penuh tantangan sehingga saya jadi benar - benar meenikmati. Karena itu sampai sekarang saya berusaha meng update pengetahuan dunia kedokteran khususnya bedah saraf yang makin hari semakin berkembang
Buletinlist
Buletin National Hospital Edisi Khusus
http://brain-care.co/media-edukasi/2014-04-07-14-19-33/buletin-national-hospital-edisi-khusus.html
brain & spine edisi 5 (RSB)
http://brain-care.co/e-bulletin/brain-a-spine/16-brainspine-edisi-5-rsb.html
brain & spine edisi 5 (NH)
http://brain-care.co/e-bulletin/brain-a-spine/15-brainspine-edisi-5-nh.html
Brainspine Edisi 1
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/brain-a-spine/11-brainspine-edisi-1
Brainspine Edisi 2
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/brain-a-spine/12-brainspine-edisi-2
Brainspine Edisi 3
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/brain-a-spine/13-brainspine-edisi-3
Trigeminal Neuralgia Edisi 1
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/trigeminal-neuralgia/7-edisi-1-2010
Trigeminal Neuralgia Edisi 2
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/trigeminal-neuralgia/8-edisi-2-2011
Trigeminal Neuralgia Edisi 3
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/trigeminal-neuralgia/9-edisi-3-2011
Trigeminal Neuralgia Edisi 4
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/trigeminal-neuralgia/10-edisi-4-2012
Hemifacial Spasm Edisi 1
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/hemispacial-spasm/1-edisi-1-2008
Hemifacial Spasm Edisi 2
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/hemispacial-spasm/2-edisi-2-2009
Hemifacial Spasm Edisi 3
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/hemispacial-spasm/3-edisi-3-2010
Hemifacial Spasm Edisi 4
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/hemispacial-spasm/4-4-2011
Hemfacial Spasm Edisi 5
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/hemispacial-spasm/5-edisi-5-2011
Hemifacial Spasm Edisi 6
http://brain-care.co/index.php/e-bulletin/hemispacial-spasm/6-edisi-6-2012